DALAM LARA

Aku mengeja dengkuran rupamu
Seenggok peninggalan tanpa apa-apa
Seberkas harapan temaram
Aku separuh jalan

Tak lagi sama, sunyi senyap berkawan
Tak ada lagi harapan penantian
Kau asa yang lara
Sepeggal kata menjadi pucuk penantian

Biarlah, aku telah lebur di matamu
Kini kita bukan lagi sepenggal catatan Melainkan bagian tinta yang akhir
Dan cinta dalam kata-kata

Mangalellang_
Sinjai, 24 Desember 2023

Letak Surga

Aku menemui penetapan terdamai,
Tak ada kata-kata yang layak terucap
Tertancap sejuta harapan dan Tidak pernah akan mati

Aku menyebutmu Ibu
Awal segala cerita hidupku bermula
Dilahirkan hingga aku mati
Berpangku kenangan baktiku

Puisiku menjadi selingan lafalan doa’, Damai-damai dalam sanubarimu
Menuntun dan menemui Surga Bersamamu

Selingan kasihmu antara bapak tak akan
Lekam oleh waktu hingga memui ajal
Jasamu tidak akan terlupakan
Aku mencintaimu seutuh bumi


Makassar, 22-12-2021
Mangalellang

Syair Batin

Puisi_

Gagasan yang lepas dipenghujung rupamu, kalimat cibiran menusuk dalam
Menghantam batin yang kian rapuh

Hari esok kau jajah nampan jua sesal
Aku ranum yang tidak tahu menahu
Tak ada kerelaan dimataku

Puisiku runtuh, setelahnya sesak
Kata-kata menjadi selingan air mata
Namun daku sujud lebih rendah
Tuhanku masih lebih dekat

Batinku pasrah dalam kalimat doa-doa,
Syairku memenuhi alam dejavu
Pasrahku menutup dalam sujud.

Makassr, 7-Juli-2021
Mangalellang_

AKU

Puisi_

Aku
Hanya seorang hamba yang lemah
Menuntun kasih dan rahmat-Mu
Berusaha tidak berpaling dari kewajiban

Aku
Sepasang mata dan hati yang melihat
Namun kesombongan masih meraja
Aku ini siapa?

Aku
Hanya sebongkah daging dan setetes darah yang hina, tidak ada bandingannya dengan kuasa-Mu

Aku
Jikalau sampai masaku di ujung bumi
Aku hanya ingin bersama kasih-Mu
Bercumbu dengan malaikatmu di surga

Alastu birabbikum qolu bala syahidna,
Bukankah aku ini Tuhanmu?
Betul engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi

Makassar, 8 Agustus 2021
Mangalellang_

SAJAK BELALANG

Puisi



Seekor belalang mewarna layaknya daun hinggap meranting sepanjang hari,
Meriang bersama senja di pelipis pagi

Entah merenung atau sedang berdoa dalam diam, kau tetap saja setia pada rumput.

Setetes embun bungkam menghantam matamu, saat itu tersadar dari lamunan.
Ada apa denganmu kali ini?

Sepertinya kau sibuk memikirkan manusia serakah, entah kepadamu atau kepada alam yang kau cintai ini.

kelak tak ada lagi masa yang tenang dan subur, semuanya menjadi mesin konrol
Mahluk kecil sepertimu hanya akan menjadi catatan.

Makassar, 9 Juli 2021
Mangalellang_

SEPI

#puisi

Ragaku menghilang seolah pada alam yang tandus menembus bait-bait kata yang seakan lenyap

Aku sendiri terbuang pada kali kehidupan, lalu menyepi lebih lama dari telaga

Dadaku sesak dipenuhi keraguan beribu makna, di atas langit daun berguguran lebih deras dari hujan

Air mata lenyap seakan membius malam, kali ini aku ingin sendiri menatap jendela kehidupan

Kata-kataku tidak lagi menjadi sajak semuanya lenyap menjadi puisi-puisi yang malang

Sepi telah merambat lebih dekat dari maut, menidurkan waktu yang begitu panjang, dan aku masih saja begini.

Sekalinya matahari lebih ramah dari pagi melangkah mendekat perlahan mengajak menjadi teman

Makassr, 26-09-2020
@mangalellang_

AKU DAN WAKTU

Puisi

Bunyi menyesatkan, lalulalang kuda besi orang-orang kota dan semuanya nyata lebih kejam dari rindu.

Sebenarnya aku menyukaimu, tetapi aku lebih mencintai kedamaian dan ketenangan orang-orang Desa.

Kopi selalu lebih hangat dari peluk seorang perempuan, namun semuanya mati di lumat peradaban

Aku di lahirkan dari rahim budaya dan adat, mencintai lebih sederhana dari bulan, serta tidak sekejam limbah pabrik.

Aku ingin hidup lebih lama sebagai budaya, seperti mencintaimu layaknya semesta yang lestari. Setelahnya aku kembali ke peluk bumi dengan damai.

@mangalellang_
@makassar, 15-09-2020

PETAKA CINTA

@puisi

Seperti lembuh yang jalang, setelahnya akan menjadi malang.

Kita selalu berada pada posisi dimana nilai rupiah akan dikedepankan setetelah rupa, lalu pergi pada kesenangan

Percintaan selalalu akan menjadi otoritas dalam hidup namun kita akan diklaim oleh rasa keraguan.

Pada sesal, sebagian akan remuk dalam mulut yang oral oleh puisi atau buih menjadi ruang hampa sebelum pergi.

Kita akan selalu buta dalam kata-kata dan mencintai terkadang lebih halal daripada memiliki.

Mangalellang_

Makassar, 17-07-2020

Antara Aku dan Kita

@puisi

Rindu selalu melengkung sejauh jarak
Menghantam sesal dan kecewa
Ketiadaan adalah asal keberadaan

Sejauh pergi kau tetap kembali ke asalmu


Tuhan selalu memberi cara yang lain
Ini tentang kau dan aku..
Yang suatu saat akan menjadi kita

Kita yang telah lama berdiam pada jarak


Kita yang telah lama mencengkram rindu


Dan, kita yang selalu menantikan..

Bait kata selalu ambruk menjadi puisi
Sebagai perantara ketidaktahuan “siapakah engkau?”

@Mangalellang_
Makassar, 09-5-2020